Facebook

Hetalia: Axis Powers - Norway

Selasa, 11 April 2017

Kisah anak Aliyah part 5 hari pertama prodistik

 Hari Sabtu minggu pertama bulan September 2016 adalah hari pertama aku ikut dalam kegiatan prodistik. kegiatan prodistik itu semacam kegiatan program terapan di bidang TIK. Setiap kegiatan prodistik, siswa siswi MAN diwajibkan membawa laptop. yah, maklum laptopku babaruru saja rusak dan tidak bisa dihidupkan. tapi herannya lagi, laptopku waras kembali tanpa dibawa ke bengkel. Di hari itu, aku merasa cemas karena waktu itu aku belum punya yg namanya teman dekat. tapi kecemasanku hilang ketika ada temanku perempuan yg duduk dibelakangku yg bernama Rohimatul Karomah atau akrabnya dipanggil Acim ini satu kelas prodistik denganku. waktu itu, aku terlambat masuk ke kelas prodistik 10 B. aku terpaksa duduk dibelakang pojok kanan. Alangkah terkejutnya, wanita yg menjadi penolongku dalam hal pinjam meminjam laptop itu sekelas denganku dan dia duduk tepat di didepanku. wow amazing.. Ternyata dia bernama Merlin. setelah kupikir pikir, nama itu ternyata tak asing lagi. dan ternyata nama itu mirip dengan nama tokoh komik yg kubuat (cak osing). Nama tokoh itu adalah Meylin. yah cuman beda 1 huruf doang sih tapi waktu itu aku sempet berpikir waktu itu memu ide nama itu dari mana.. kok kebetulan sekali yah. au ah. Dia itu baik, sopan. tapi secara postur yah sama aja dengan temen yg suka cerewetnya minta ampun yaitu Intan. sempat pikiranku terbesit pikiran bahwa dia adalah minions ke 2 dan pembuat patung merlion yg ada di singapura. tapi sudahlah. aku waktu itu duduk dengan si blacky, anak kelas 10 ips 3 yang sebetulnya sih baik tapi dia mendadak berubah jadi berandal dalam hitungan detik. Dan ada yg lucu lagi. ternyata ada anak yg namanya mirip sama messi cuma bedanya dia perempuan. dia adalah Meysia tapi dia dipanggil messi. dia agak gemuk dan dia duduk tepat di sebelah Merlin. yah lebih tepatnya lagi di depanku. Hari pertama prodistik kegiatannya cuma perkenalan saja. maklum kan murid baru lulus smp dan bersekolah di Madrasah Aliyah karena tidak ada satu SMA negeri pun yg menerima sebagai murid alias terpaksa. yah itulah kata celotehan anak kelas 10 MAN.

0 komentar:

Posting Komentar